Jenis – jenis air
– Taukah anda bahwa ternyata air memiliki banyak sekali jenisnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Air Permukaan
Jenis air permukaan merupakan air hujan yang mengalir diatas permukaan bumi dikarenakan tidak
mampu terserap kedalam tanah dikarenakan lapisan tanahnya bersifat rapat air sehingga sebagian
besar air akan tergenang dan cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah, air permukaan seperti inilah yang
sering disebut dengan sungai.Air permukaan terbagi menjadi 2 yaitu :
A. Air Sungai
Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat tinggi. Paling sering digunakan oleh manusia
seperti untuk irigasi, transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Karena derajat pengotorannya begitu
tinggi sehingga dalam penggunaan-nya untuk air minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna
sehingga dapat di konsumsi secara aman
B. Air Danau/Telaga
Air permukaan yang mengalir dan menemukan sebuah cekungan akan membentuk danau jika cekungan tanah dalam skala besar atau jika cenkungan berskala kecil maka akan membentuk telaga. Danau biasanya memiliki sumber air dari sungai ataupun mata air (pada danau di dataran tinggi) dan memiliki aliran keluar.
Sedangkan Telaga dan rawa umumnya lebih disebabkan oleh air hujan yang tergenang di suatu cekungan tanah dan tidak memiliki aliran keluar, hal inilah yang menyebabkan kenapa air rawa berwarna. Kandungan zat zat organik yang tinggi misalnya humus tanah yang sudah terlarut menjadikan air berwarna kuning coklat.
Karena tingkat pembusukan bahan organik begitu tinggi dan sedikitnya jumlah air menyebakan kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) akan tinggi juga ditengah tingkat kelarutan kandungan oksigen pada air rawa yang begitu rendah. Pada beberapa kasus akan dijumpai alga/ lumut pada permukaan air telaga/rawa jika kondisi sinar matahari dan kadar Co2 yang memadai.
Jadi ketika ingin memanfaatkan air rawa haruslah berhati hati dengan hanya mengambil air sampai kedalaman tertentu saja, supaya endapan Besi dan Mn tidak ikut terbawa. Jikalau seandainya terbawa maka, harus kembali diendapkan lagi. Akan lebih baik lagi jika memakai filter air sehingga lumut atau alga dapat terpisah dengan sempurna
C. Air Laut
1/3 luas bumi adalah lautan, zona laut merupakan zona terluas di bumi, setiap orang tentu mengetahui laut.
Air laut merupakan penyumbang air terbesar di Bumi. Air laut memiliki rasa yang sangat asin.
Namun sumber air lainnya sebenarnya dapat kita simpulkan berasal dari laut.
2. Air Angkasa
Yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi.
Perlu diketahui bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air yang ada dibumi.
Menurut bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi:
A. Air Hujan
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap lagi, ini disebut dengan Virga.
Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat PH yang rendah sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan zat zat mineral lainnya.
Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH mendekati normal. Namun jika proses kodensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan nya akan rendah sehingga sering disebut dengan
istilah hujan asam.
B. Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara disekitar yang lebih rendah
sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur lembut
yang sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius
maka salju akan meleleh dan menjadi pecahan kecil yang dinamakan kepingan salju.
C. Air Es
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja udara saat terjadi kodensasi lebih dingin lagi
sehingga membentuk butiran es yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi
asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi. Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi es
meskipun bersuhu dibawah 0 derajat Celcius.
3. Air Tanah
Merupakan segala macam jenis air yang terletak dibawah lapisan tanah. Menyumbang sekitar 0.6 persen dari total air di bumi. Hal ini menjadikan air tanah lebih banyak daripada air sungai dan danau bila digabungkan maupun air yang terdapat di atmosfer. Air tanah dapat dikelompokkan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Umumnya masyarakat lebih sering memanfaatkan air tanah dangkal untuk keperluan dengan membuat sumur hingga kedalaman tertentu. Rata rata kedalaman air tanah dangkal berkisar 9 hingga 15 meter dari bawah permukaan tanah. Meskipun volume-nya tidak sebanyak air tanah dalam, namun sudah sangat mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan mencuci.
Banyak atau sedikitnya air tanah dangkal tergantung dari seberapa besar atau banyak air yang terserap tanah, jadi pada kondisi kemarau maka pasokan air tanah dangkal ini akan jauh menurun sehingga tidak mengeluarkan air lagi. Secara fisik air tanah dangkal jernih dan bening, hal itu terjadi akibat proses penyaringan di setiap lapisan tanah. Namun kandungan zat kimia seperti garam gara, terlarut.
– Pengelompokan Air Tanah Menurut Letaknya
Seperti yang telah diketahui bahwa tanah tersusun atas beberapa lapisan hingga mencapai lapisan tanah kedap air dan batuan.
Dan air tanah pun sebenarnya tersebar di semua lapisan tersebut dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan air tanah pada lapisan lain.
Secara fisik tidak ada yang berbeda, namun jika dilihat dari kandungan/ komposisi kimia jelas berbeda.
Berdasarkan letaknya air tanah terbagi menjadi beberapa jenis seperti berikut:
A. Air Tanah Freatik
Merupakan air tanah dangkal yang berada tidak jauh dari permukaan tanah.
Cara mendapatkan air tanah freatik sangatlah mudah, cukup dengan membuat sumur hingga kedalaman antara 9 hingga 15 meter biasanya sudah muncul airnya.
Air tanah dangkal umumnya bening, namun pada beberapa tempat air tanah freatik ini dapat juga tercemar seperti memiliki kandungan Fe dan Mn yang tinggi.
Karena rentan tercemar, maka untuk itu pembuatan sumur pun harus mengikuti kaidah yang dianjurkan seperti:
= Tembok harus diberikan hingga kedalaman 3 meter dari permukaan tanah supaya pengotoran air sumur oleh air yang berasal dari permukaan dari dihindari. Jika tidak ada tembok bisa saja air kotor pemukaan menyerap dan masuk secara langsung kedalam sumur tanpa melewati penyaringan dari beberapa lapisan tanah.
= Di sekeliling sumur, pada jarak sekitar 2 meter dari bibir sumur harus dibangun lantai rapat/ keramik, hal ini bertujuan supaya air permukaan yang kotor, misalnya bekas mandi dan mencuci tidak terserap kedalam sumur kembali.
= Pada lantai tersebut harus dilengkapi dengan saluran pembuangan air yang terpadu sehingga air kotor tidak terlalu lama tergenang di sekitar sumur. Saluran-nya pun harus kokoh dan tidak ada yang rusak, jika ada saluran yang struktur nya rusak terlebih lokasinya dekat sumur maka air akan terserap kembali ke sumur.
B. Air Tanah Dalam (Artesis)
Terletak dibawah lapisan tanah kedap air pertama, untuk mengambil air tanah dalam tidak semudah air tanah dangkal. Air Artesis terletak pada kedalaman antara 80 meter hingga 300 meter dari permukaan tanah. Sehingga untuk mendapatkan air tanah dalam ini harus mengunakan pompa air kapasitas besar dan tidak bisa menggunakan pompa air biasa. Namun jika tekanan air tanah dalam ini besar maka air akan keluar dengan sendirinya, yang disebut dengan sumur artesis.
Untuk kualitas air tanah dalam jauh lebih baik jika dibandingkan dengan air tanah dangkal/ freatik. Hal ini dikarenakan telah mengalami penyaringan yang sempurna dan air tanah artesis biasanya bebas bakteri sehingga dapat langsung diminum.
Air tanah Artesis bisa dijadikan solusi terhadap kekeringan. Jika pada musim kemarau panjang, biasanya sumur/ air tanah dangkal mengering, namun tidak halnya dengan air tanah dalam yang mana debit airnya cenderung stabil. Permasalahan yang kerap dihadapi adalah cukup mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat sumur artesis tersebut.
C. Air Tanah Meteorit (Vados)
Merupakan air tanah yang berasal dari hujan/ presipitasi yang mana sebelumnya terjadi proses kodensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor. Perlu diketahui sebelumnya bahwa setiap saat sebenarnya meteor berukuran kecil bergesekan dengan atmosfer dan habis sebelum mencapai permukaan bumi.
Meteor yang bergesekan dengan atmosfer maka akan berpijar dan terbakar sehingga sering disebut bintang jatuh. Hasil pembakaran meteor tadi tentu saja akan menghasikan abu yang pada akhirnya masuk kedalam lapisan troposfer dan bercampur dengan awan yang mengandung titik air. Air Vados mengandung air berat (H3) dan terdapat tritium (suatu unsur yang berasal dari debu meteor) didalamnya sehingga sering disebut dengan air tua.
D. Air Tanah Magma (Juvenil)
Merupakan air yang terbentuk secara kimiawi didalam tanah karena intrusi dari magma pada kedalaman tertentu. Biasa ditemukan pada daerah didekat gunung berapi. Air Juvenil muncul ke permukaan bumi dalam bentuk air panas atau jika tekanan didalamnya sangat tinggi air juvenil bisa menjadi Geyser
Karena terletak di dekat gunung berapi atau dapur magma, maka terkadang air juvenil juga mengandung kadar belerang yang tinggi, jika selama pembentukannya melewati batuan belerang/ sulfur. Namun jika tidak melewati struktur batuan belerang saat proses perjalanan ke permukaan bumi, maka air juvenil seperti air biasanya hanya saja bersuhu panas.
E. Air Konat (Tersengkap)
Merupakan air tanah yang terjebak didalam batuan selama ribuan tahun hingga jutaan tahun sehingga sering disebut dengan air purba. Umumnya memiliki kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan air laut dan tercampur dengan senyawa/ mineral dari batuan yang melingkupinya dalam waktu lama. Air konat pada mulanya sama seperti air tanah pada umumnya, namun karena pengaruh geologi sehingga terperangkap di antara batuan sedimen di dekat gunung. Terperangkap dalam waktu yang sangat panjang menyebabkan air konat ter-mineralisasi secara sempurna.
Demikianlah penjelasan mengenai pengelompokan air berserta jenis jenis air. Setelah membaca artikel ini diharapkan kita akan semakin paham dan mengerti serta dapat membedakan jenis jenis air khususnya air yang terletak didalam permukaan bumi. Semoga artikel ini dapat berguna dan menambah wawasan bagi setiap pembaca.