1. Teknik Adapt Seeding

untuk cara pertama yaitu adapt seeding yang bisa di aplikasikan pada IPAL.

untuk air limbah yang masuk merupakan air limbah dari toilet, limbah dapur dan wastafel.

Proses adapt seeding biasanya tidak memerlukan equipment khusus kita hanya harus menyediakan nutrisi yang menunjang pertumbuhan bakteri. Nutrisi yang terbaik adalah yang mengandung zat organik dengan komposisi protein dan juga unsur C, H, N dan P yang mudah diurai.

Namun cara ini sangat lama yaitu 2-3 bulan untuk proses adaptasi bakteri ke air limbah.

 

  1. Teknik Cross Seeding

Cara yang kedua adalah cross seeding yaitu dengan mengambil lumpur aktif dari tempat lain dengan jumlah yang telah di tentukan untuk kemudian dimasukan kedalam kolam pengolahan limbah.

Teknik Cross Seeding ini memiliki kelebihan yaitu kecepatannya dalam membuat suatu IPAL menjadi berjalan secara normal.

Walau memiliki kecepatan, namun teknik ini memiliki kekurangan karena jika jenis limbah, ataupun kondisi IPAL tidak sama maka yang terjadi adalah kematian bakteri secara masal yang ditandai dengan kolam aerasi yang menghitam berbau sangat busuk.

 

3. Teknik Start Seeding

Cara yang ketiga yaitu Start Seeding ini adalah teknik yang sangat populer dikalangan praktisi waste water treatment. Dikarenakan tingkat keberhasilannya yang tinggi dan juga ketahanannya yang luar biasa pada beragam kondisi IPAL.

Di Kolam Biologi di tebarkan biakan bakteri sesuai dengan air limbah (Bisa Enterebacter, Acinobacter, Clostridium dsb), lalu ditambahkan dengan nutrisi khusus bakteri (NUTRIMO).

Kemudian air limbah dimasukan secara sedikit demi sedikit demi menjaga proses adaptasi. Ketika bakterinya sudah terbentuk, biasanya debit akan dinaikan hingga puncak pada beberapa hari lalu kemudian dinormalkan. Hal tersebut diulang selama beberapa minggu untuk mendapatkan kekuatan adaptasi yang maksimal.

Trik agar cara ini berhasil adalah dengan membuat nutrisi serta kondisi lainnya dalam proses ini seoptimal mungkin. Dan juga proses seeding biasanya harus dipantau oleh orang yang ahli dan berpengalaman.

Kekurangan dari teknik ini adalah, terkadang membutuhkan waktu lama dalam kondisi stabilisasi namunj tidak selama teknik adapt seeding.

4. Teknik Mix Seeding

 

Cara Keempat biasanya teknik ini dilakukan jika pabrik tempat WWTP tersebut berasal berniat membuat produk baru yang bahan bakunya berbeda dengan yang biasanya.

Bakteri yang telah ada di injeksi dengan bakteri tambahan biasanya bersifat enchancer plus ditambah dengan nutrisi lengkap. Hal ini ditujukan agar air limbah yang baru datang tersebut bisa langsung adaptasi pada proses air limbah yang sudah ada.

Teknik Mix Seeding ini biasanya di maintain pada bulan pertama, dan sudah aman pada bulan bulan berikutnya. Hanya saja jikalau tiba tiba produksi terhenti maka bersiaplah melakukan penambahan bakteri baru lagi saat produksi jalan lagi

5. Teknik Boost Seeding

 

Cara terakhir ini hampir mirip dengan cara yang ke4. Perbeedaannya adalah kita akan membuat kultur bakteri dengan sumber bakteri yang sudah ada di proses limbah existing. Lalu kemudian dibuat menjadi banyak.

Sehingga didapatkan jumlah konsentrasi bakteri dalam jumlah tinggi dalam suatu liquid yang siap ditebarkan di area biologi.

teknik kelima dalam menumbuhkan bakteri via boost seeding ini biasa dilakukan jika jumlah air limbah meningkat akibat produksi yang meningkat juga. Namun yang diproduksi jenisnya masih sama.