BAKTERI AIR LIMBAH

Analisis Coliform pada Air Limbah

Tahukah Anda pentingnya analisis Coliform pada pengolahan air limbah? Salah satu pengontrolan kualitas air limbah secara biologis yang penting untuk dilakukan yaitu dengan menganalisis keberadaan Coliform, guna memastikan bahwa air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak tercemar oleh bakteri Coliform. Berdasarkan hasil penelitian, bakteri Coliform dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan gastroenteritis. Zat etionin yang dihasilkan oleh bakteri Coliform juga dapat menyebabkan kanker. Analisis Coliform pada air limbah dapat dilakukan dengan dua metode pengujian yaitu Most Probable Number (MPN) dan Milipore membran-Filter. Sesuai dengan standard baku mutu air limbah domestik yang diatur dalam P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 untuk kadar maksimum absolute Coliform adalah 3000 jumlah/100 mL. Oleh karena itu, pengolahan dan pengontrolan kualitas air limbah sangat penting untuk dilakukan.

Air limbah yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup jika dibuang secara langsung ke lingkungan sekitar. Pemantauan kualitas air pada saluran pembuangan limbah domestik, industri dan badan air penerima limbah industri pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut:

Mengetahui karakteristik kualitas limbah cair yang dihasilkan

Membandingkan kualitas limbah cair dengan baku mutu kualitas limbah domestik, industri, dan menentukan beban pencemaran menurut Kep.No.51/MEN-LH/10/1995 dan P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016

Menilai efektivitas instalasi pengolahan limbah domestik dan industri yang dioperasikan

Memprediksi pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh limbah cair tersebut terhadap komponen lingkungan lainnya.

Oleh karena itu, pembuangan air limbah, baik itu air limbah domestik maupun industri perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.

Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah bertujuan untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Sistem pengolahan air terdiri atas beberapa compositions sebagai berikut.

Sistem pengumpulan (Collection framework)

Sistem pengumpulan saluran air limbah akan mengalirkan air limbah domestik dan modern yang melalui serangkaian saluran perumahan, perkantoran, dan lokasi industri ke fasilitas pengolahan air limbah untuk pemrosesan dan pembuangan.

Pengolahan Primer (Primary treatment)

Pengolahan groundwork (Primary treatment) terdiri dari penyaringan dan penghilangan kotoran pada air limbah yang akan diproses. Skrining adalah expositions membuang sampah, kain, dan puing-puing lainnya dengan melewatkan air melalui layar mekanis atau drum yang berputar. Partikel padatan anorganik seperti kerikil dan pasir dihilangkan dengan mengurangi kecepatan air limbah sehingga partikel padatan anorganik tersebut dapat mengendap ke dasar dan dihilangkan melalui gravitasi. Kerikil dan pasir disaring dan dicuci, kemudian ditimbun/dipadatkan sebelum dikumpulkan di tempat sampah. pengolahan groundwork ini sangat penting untuk fasilitas pemulihan sumber daya air current, karena partikel padatan dan puing-puing dapat merusak expositions strong dealing with termasuk mekanisme penjernih preliminary, penyemprot aerasi, dan membran.

Selama pengolahan preliminary, expositions ini memungkinkan padatan anorganik mengendap melalui gravitasi, sementara lemak dan minyak akan mengapung ke permukaan. Padatan padat disebut sebagai lumpur preliminary, dan sering kali mengental dalam expositions thickening pada solids taking care of sebelum disalurkan ke digester anaerob. Sedangkan lemak dan minyak yang mengapung dikumpulkan dari permukaan dan biasanya ditambahkan langsung ke digester anaerob. Expositions essential treatment akan menghilangkan sekitar 70% dari padatan dan 45% Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari air limbah yang disaring.

Pengolahan Sekunder (Secondary treatment)

Pengolahan sekunder (Secondary treatment) akan menghilangkan bahan organik terlarut, nutrisi seperti nitrogen dan fosfor, dan sebagian besar padatan tersuspensi yang lolos dari pengolahan preliminary. Tahap pengolahan ini merupakan expositions secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (streaming channel), metode lumpur aktif (actuated ooze), dan metode kolam perlakuan (lakes/tidal ponds treatment).

Apabila air limbah telah melalui auxiliary treatment, maka air limbah yang telah diolah dapat dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke compositions pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

Pengolahan Tersier (Tertiary treatment)

Pengolahan tersier (Tertiary treatment) dilakukan jika setelah essential dan auxiliary treatment masih terdapat zat tertentu dalam air limbah yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam-garaman.

Pengolahan tersier meliputi berbagai rangkaian compositions kimia dan fisika. pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan media, precoal channel, microstaining, vacuum channel, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan assimilation bolak-balik.

Desinfeksi (Disinfection)

Desinfeksi (sanitization) atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Mekanisme disinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Beberapa metode desinfeksi seperti penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan bright (UV), atau dengan ozon (O3).

Expositions desinfeksi umumnya merupakan compositions akhir dari pengolahan air limbah sebelum air limbah yang telah diolah dibuang ke lingkungan. Namun hal ini juga perlu dilakukan pengontrolan apakah air limbah yang telah dibuang telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup. Dengan demikian, salah satu boundary yang penting untuk dianalisis adalah complete Coliform pada air limbah.

Analisis Coliform pada Air Limbah

Bakteri Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang umumnya digunakan sebagai indikator, yang mana bakteri ini dapat menjadi sinyal atau penanda untuk menentukan bahwa air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti infection, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan. Ciri-ciri bakteri Coliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 – 37 °C. Contoh bakteri Coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Entherobacter, dan Klebsiella.

Bakteri Coliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu bakteri Coliform golongan fekal, misalnya E. coli dan bakteri Coliform golongan non fekal, misalnya E. aerogenes. E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, sedangkan E.aerogenes biasanya di temukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati. Coliform fekal (disebut juga; coliform feses atau fecal coliform) adalah, bakteri fakultatif-anaerob berbentuk batang, gram negatif, dan non-sporulasi. Coliform fekal mampu tumbuh dan menghasilkan asam dan gas dari laktosa dalam waktu 48 jam pada 44 ± 0,5 ºC.

Adapun cara pengujian Coliform pada limbah adalah sebagai berikut:

1. Most Probable Number (MPN) Coliform

Pengujian Coliform pada limbah dengan metode Most Probable Number (MPN) terdiri dari uji presumtif (penduga) dan uji konfirmasi (peneguhan). Pengujian MPN Coliform diawali dengan membuat pengenceran terhadap sampel limbah dengan menggunakan weakening water, kemudian hasil pengenceran ditumbuhkan dengan menggunakan Lauryl Tryptose Broth sebagai media tumbuh dan diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5 ⁰C selama 24 ± 2 jam. Setelah itu, dilakukan uji konfirmasi absolute Coliform dengan menggunakan Brilliant Green Bile Broth sebagai media tumbuh dan diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5 ⁰C selama 72 ± 5 jam. Sedangkan uji konfirmasi terhadap Coliform fekal dilakukan dengan menggunakan EC medium stock sebagai media tumbuh dan diinkubasikan pada suhu 44,5 ± 0,2 ⁰C selama 24 jam. Selanjutnya pengamatan tabung positif Coliform dapat dilihat dengan adanya gas di dalam tabung.

2. Milipore membran-Filter

Pengujian Coliform pada limbah dengan metode milipore membran-channel juga terdiri dari uji-uji presumtif (penduga) dan uji konfirmasi (peneguhan). Pengujian Coliform dengan metode layer channel dilakukan dengan cara sampel air limbah disaring dengan menggunakan kertas membran channel, kemudian membran diberikan media tumbuh m-Endo stock dan diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5 °C selama 22 – 24 jam. Setelah itu, dilakukan pengamatan koloni Coliform dibawah mikroskop. Setelah ditemukannya terdapat koloni Coliform, maka selanjutnya dilakukan uji konfirmasi seperti pada metode MPN Coliform.

Pengujian Coliform pada air limbah dengan metode milipore layer filtrasi membran relatif lebih cepat. Namun metode ini sebaiknya digunakan untuk sampel air limbah yang tingkat kekeruhannya rendah dan tidak cocok untuk sampel air limbah dengan tingkat kekeruhan tinggi. Selain itu, metode MPN dan milipore membran-channel juga dapat digunakan pada pengujian sampel air minum, air kran, air kolam, air sungai, air rekreasi, da