Perlu mengkaji ulang selama ini sejauh mana selama ini kita berkontribusi dalam pemeliharaan air. Air diciptakan secara gratis oleh alam. Kita tidak perlu membuat, tinggal pakai saja. Tetapi tinggal pakai berarti bukan memakainya asal – asalan. Manusia menganggap bahwa air akan selalu ada dan tidak akan pernah habis. Tapi di beberapa wilayah masih ada yang kesulitan mendapatkan air bersih bahkan sampai kekeringan, Kok bisa ?
Faktanya, Jumlah air di bumi tidak pernah berkurang meskipun di pakai terus menerus. Percaya tidak ? Lalu di beberapa wilayah tersbut airnya pergi kemana ? Berikut Penjelasannya….
1. Sesuai dengan hukum kekekalan massa, jumlah elemen selalu konstan dalam sistem tertutup
Hasil dari gagasan 2 ilmuwan ternama Antoine Lavoisier dan Mikhail Lomosonov yang berbunyi ” Massa zat dalam suatu sistem tertutup selalu konstan, meski terjadi berbagai macam proses didalamnya “. Jadi analoginya, ketika kamu membuat segelas teh, jumlah zat dalam teh,gula,dan air sebelum diseduh akan sama dengan hasil campuran. Bedanya, gula tersebut sudah larut sedangkan teh melepaskan beberapa senyawanya ke air dan air tersebut tidak murni lagi.
Artinya, jumlah air di bumi akan selalu tetap tetapi bisa berubah bentuk menjadi segelas air teh, es batu , menguap akibat suhu tinggi, atau tercampur sebagai penyusun benda padat.
2. Jika sudah berbentuk tidak cair, apakah namanya masih air ?
Ketika air sudah berubah wujud, apakah air tidak bisa disebut air lagi ? Ditingkat molekuler atau bentuk lebih kecil yang tak kasat mata, susunan air terdiri dari molekul hidrogen dan oksigen yang terikat secara kimiawi. Maka 10 gram air sama dengan 10 gram oksigen dan hidrogen penyusunnya. Jadi meski air sudah berubah wujud, jumlah kompenen air tetap sama.
3. Lalu sejumlah air di permukaan bumi itu kemana perginya ?
Dari menyimak kesimpulan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sejumlah air tersebut telah berubah wujud. Dan ironisnya belum ada upaya besar untuk mendaur ulang agar air dapat digunakan kembali secara optimal. Tempat penyimpanan air berubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan, perkantoran, perumahan, dan infrastruktur lainnya. Bahkan peningkatan jumlah kelahiran juga dapat mempengaruhi kadar air. Kok bisa ?
Jadi air adalah komponen penting bagi tubuh manusia. Berat tubuh manusia dewasa 60% tersusun oleh air. Presentase ini lebih besar dari pada bayi dan balita, yakni sekitar 70% – 78%. Secara teori, semakin besar tubuh manusia maka semakin banyak air yang tersimpan dalam bobot tubuhnya.
4. Padahal Bumi sudah berusaha menjaga keseimbangan, Tetapi manusia yang khawatir.
Beberapa tahun terakhir banyak berita mencairnya es dikutub , yang menyebabkan kenaikan air laut . Fenomena tersebut banyak orang menjadi was was, terutama yang tinggal dikawasan sekitar pantai. Jika sebagian terendam air luas daratan akan berkurang. Tapi ketika es di kutub mencair adalah upaya bumi menjaga keseimbangannya. Supaya suhu yang semakin panas dikutub merangsang pencairan es tersebut. Aktivitas manusialah yang menyebabkan kenaikan suhu.
Tetapi faktanya, manusia malah semakin panik karena daratan menjadi penuh dengan bangunan infrastruktur, tidak ada lagi tempat yang memadai untuk menampung air. Rawa banyak yang dikeringkan untuk lahan bangunan.
5. Air tidak akan hilang, hanya butuh dirawat dengan baik
Jadi sebenarnya air itu tidak hilang tetapi hanya berubah wujud akibat pola hidup manusia. Suhu di bumi makin terasa panas karena banyaknya aktivitas pembakaran, namun tidak seimbang dengan kegiatan penghijauan maka tidak heran kalau banyak air yang menguap.
Sementara persediaan air bersih yang sudah ada masih belum di distribusikan dengan baik. Butuh inovasi dalam teknologi mengolah agar menjadi efisien dan dapat berguna dengan baik.